Unik yang dilakukan oleh konsultan Monokroma Architect dalam menerjemahkan keinginan kliennya. Terlebih proses pengerjaan dilakukan selama kurun waktu penyebaran virus Covid-19 terbilang tinggi, yakni di awal 2019 lalu. Salah satu tantangannya adalah dapat tetap berkolaborasi menerjemahkan keinginan klien dengan keterbatasan tatap muka dan mengutamakan prokes ketat.
Terlebih dalam prosesnya Monokroma Architect harus bersaing dengan dua perusahaan interior dan furnitur ternama. Namun sepertinya hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi Monokroma Architect merealisasikan harapan klien. Yakni menciptakan suasana kerja dinamis dan memperhitungkan ruang kerja personal yang optimal.
Susunan ruang kerja komunal dibuat fleksibel, jadi jika badai covid berlalu meja kerja tetap disatukan kembali. Hasilnya ruang kerja dibuat tanpa sekat. Namun demikian batasan antar ruang tetap terjaga melalui perbedaan warna pada bidang lantai sebagai penegas. Termasuk batasan antar ruang privat dan publik melalui desain furnitur yang digunakan.
Satu yang tak terlupakan adalah factor kenyamanan bagi para karyawan selama bekerja. Terdapat meja, kursi kerja, puff maupun sofa untuk menerima tamu yang didesain khusus sesuai peruntukkan. Untuk optimalisasi, Monokroma Architect memilih material pelapis kursi dan sofa menggunakan bahan pelapis sintetis MBtech.
Bagaimana hasilnya menurut kamu, cakep ya.
