Konsep tiny house atau rumah mungil belakangan menjadi tren dan solusi bagi mereka yang ingin membangun rumah namun memiliki keterbatasan lahan. Namun sebelum membahas lebih lanjut, sebenarnya apa sih tiny house itu?
Tiny house telah dimulai tahun 90-an akhir sebagai bentuk gagasan kepedulian sosial dan lingkungan di sejumlah negara. Konsep ini kemudian populer setelah Amerika Serikat terkena badai Katrina pada tahun 2005 dan berlanjut pada krisis keuangan di negara tersebut.
Walau berukuran mungil - biasanya tidak lebih dari 50 meter persegi - bukan berarti desain tiny house tidak menarik. Baik eksterior dan interior, semua desain dapat terakomodir dengan baik tanpa mengorbankan kenyamanan. Seperti tetap tersedianya ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, dapur hingga kamar mandi.
Memiliki luasan terbatas, maka keseluruhan konsep tiny house didesain sangat kompak, dengan mengoptimalkan berbagai perabot dan memanfaatkan sisa ruang sebagai tempat penyimpanan. Desainer interior pun dituntut semakin kreatif mendesain furnitur yang hemat ruang dan multifungsi. Termasuk pemilihan material yang berkualitas
Pada ruang keluarga misalnya. Ruang yang difungsikan sebagai tempat berkumpul dan menonton TV, akan semakin lengkap dengan menyediakan sofa berukuran sedang. Untuk bahan pelapisnya bisa menggunakan material berkualitas dengan pilihan warna yang disesuaikan dengan konsep ruang.
Mau mencoba?