Harga komoditas yang terus menanjak diyakini akan mengundang aliran investasi yang pada akhirnya mendongkrak konsumsi rumah tangga sehingga kedua kontributor tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2018 ke 5,3 persen (tahun ke tahun/yoy), kata seorang ekonom.
"Jika komoditas tetap pada level saat ini, kami memperkirakan pertumbuhan investasi akan lebih luas mendasari (pertumbuhan) tahun ini, dan akan berdampak positif pada konsumsi rumah tangga," kata ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi, menjawab melalui pesan elektronik di Jakarta, Senin.
Selain itu, menurut Gundy, realisasi pembangunan infrastruktur sejak 2016 akan mulai berdampak pada perekonomian di 2018.
Di 2017, pembangunan infrastruktur juga telah menarik investasi yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2017 yang sebesar 5,19 persen (yoy).
"Kami perkirakan pertumbuhan PDB sebesar 5,3 persen di 2018," ujarnya.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2018 mencapai 5,4 persen (yoy), sementara Bank Indonesia mematok rentang pertumbuhan ekonomi di 5,1-5,5 persen.
Pada Senin siang, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi secara kumulatif pada 2017 yang sebesar 5,07 persen (yoy).
Menurut pengumuman BPS, pertumbuhan ekonomi 2017 didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,15 persen dan konsumsi pemerintah tumbuh 2,14 persen.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh konsumsi LNPRT yang tumbuh 6,91 persen, ekspor tumbuh 9,09 persen serta impor tumbuh 8,06 persen, meski impor ini merupakan faktor pengurang.
Konsumsi rumah tangga memberikan sumbangan terbesar dalam struktur PDB 2017 yaitu sebesar 56,13 persen, diikuti pembentukan modal tetap bruto 32,16 persen, ekspor 20,37 persen, konsumsi pemerintah 9,1 persen, konsumsi LNPRT 1,18 persen dan impor yang menjadi faktor pengurang 19,17 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada 2017 lebih baik dari periode 2014 sebesar 5,01 persen, periode 2015 sebesar 4,88 persen dan periode 2016 sebesar 5,03 persen.
Namun, pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07 persen, di bawah ekspetasi Bank Indonesia yang sebesar 5,1 persen dan juga pemerintah yang sebesar 5,2 persen.